IKN Nusantara, 18 Juli 2024 — Kereta tanpa rel buatan China yang dikenal dengan Autonomous Rail Rapid Transit (ART) mulai beroperasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Namun, proyek percontohan ini hanya akan berjalan hingga Desember tahun ini. Kereta ART ini hadir sebagai solusi inovatif transportasi massal yang ramah lingkungan dan efisien.
Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia dan China untuk mengembangkan sistem transportasi modern yang sesuai dengan visi ramah lingkungan dan teknologi tinggi yang diusung oleh IKN Nusantara. ART, yang menggabungkan teknologi canggih dengan desain futuristik, diharapkan mampu memberikan pengalaman transportasi yang lebih baik bagi masyarakat.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengungkapkan bahwa operasional kereta tanpa rel ini merupakan bagian dari uji coba teknologi untuk melihat seberapa efektif dan efisien sistem ini diterapkan di IKN. "Kami ingin memastikan bahwa teknologi ini sesuai dengan kebutuhan dan kondisi geografis IKN Nusantara sebelum mengadopsinya secara permanen," ujar Budi Karya dalam konferensi pers yang digelar di IKN Nusantara.
Kereta ART ini memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dan biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan sistem kereta tradisional. Dengan menggunakan sensor dan teknologi navigasi canggih, kereta ini dapat berjalan di atas jalan biasa tanpa memerlukan rel khusus. Hal ini memungkinkan pembangunan sistem transportasi yang lebih cepat dan hemat biaya.
Namun, meskipun memiliki berbagai keunggulan, proyek ini juga menghadapi tantangan, terutama dalam hal integrasi dengan sistem transportasi yang sudah ada dan penerimaan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk menjalankan proyek ini sebagai percontohan hingga akhir tahun 2024.
Warga yang sudah mencoba kereta ART ini memberikan berbagai tanggapan positif. Mereka mengapresiasi kenyamanan dan kecepatan kereta, meski ada beberapa yang mengeluhkan kurangnya informasi dan petunjuk tentang cara menggunakan sistem baru ini. "Pengalaman naik kereta ini sangat nyaman dan cepat. Semoga bisa terus beroperasi dan menjadi bagian dari transportasi di IKN," ujar Rizky, salah satu warga yang mencoba ART.
Keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan operasional kereta ART ini akan diambil berdasarkan hasil evaluasi selama periode uji coba. Evaluasi ini mencakup aspek teknis, operasional, serta umpan balik dari masyarakat pengguna. Jika hasilnya positif, ada kemungkinan besar bahwa sistem ini akan diadopsi secara permanen dan diperluas jangkauannya.
Pemerintah berharap bahwa proyek percontohan ini dapat memberikan pelajaran berharga dan menjadi langkah awal menuju sistem transportasi masa depan yang lebih efisien dan berkelanjutan di IKN Nusantara. "Kami optimis bahwa dengan inovasi dan kerjasama internasional, kita bisa membangun IKN Nusantara yang modern dan berdaya saing tinggi," tambah Budi Karya.
Kereta tanpa rel China di IKN Nusantara ini merupakan bukti nyata dari upaya pemerintah untuk terus berinovasi dan mencari solusi terbaik dalam pembangunan ibu kota baru yang berkelanjutan dan modern. Semua mata kini tertuju pada perkembangan proyek ini hingga Desember mendatang, menantikan keputusan akhir yang akan membawa dampak besar bagi masa depan transportasi di Indonesia.