Denpasar, 21 September 2024 — Sebuah gempa bumi berkekuatan 4,8 Magnitudo mengguncang wilayah Bali pada Sabtu dini hari, menyebabkan kerusakan di berbagai titik dan membuat warga panik. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 02.15 WITA dengan pusat gempa berada di 10 kilometer barat daya Kabupaten Karangasem pada kedalaman 15 kilometer.
Hingga laporan terakhir, sebanyak 26 bangunan di beberapa kecamatan di Karangasem dilaporkan mengalami kerusakan. Sebagian besar bangunan yang rusak adalah rumah warga, sementara beberapa fasilitas umum juga terdampak, termasuk sekolah dan tempat ibadah.
Dampak dan Tanggapan Warga
Meskipun tidak ada laporan korban jiwa, gempa ini menyebabkan beberapa warga mengalami luka-luka ringan akibat tertimpa reruntuhan. Warga setempat sempat berhamburan keluar rumah saat guncangan terasa cukup kuat, terutama di wilayah yang dekat dengan pusat gempa. Salah satu warga Karangasem, Putu Wayan, mengatakan bahwa guncangan terasa sangat cepat, namun cukup kuat untuk membuat banyak orang panik.
"Gempa terasa sekitar lima detik, kami langsung lari keluar rumah. Semua orang di sekitar sini juga keluar untuk menghindari reruntuhan," ujar Putu Wayan.
Tanggapan Pemerintah dan Tim Tanggap Bencana
Pemerintah daerah Karangasem bergerak cepat dengan mengerahkan tim tanggap darurat dan melakukan pendataan terhadap bangunan yang rusak. Posko pengungsian sementara juga telah didirikan untuk warga yang rumahnya rusak parah dan tidak bisa ditinggali.
Menurut Kepala BPBD Bali, I Made Rina, timnya masih terus melakukan pemantauan dan penilaian kerusakan di lapangan. "Kami telah mendata 26 bangunan yang rusak, dan tim terus melakukan penilaian lebih lanjut. Kami juga berkoordinasi dengan BMKG untuk memastikan tidak ada potensi gempa susulan yang berbahaya," ungkapnya.
Analisis BMKG dan Potensi Susulan
BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Namun, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Kepala BMKG Bali, Dewa Made Santika, menjelaskan bahwa gempa ini terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik di zona subduksi antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang sering kali menyebabkan aktivitas seismik di wilayah tersebut.
"Ini adalah gempa tektonik yang umum terjadi di Bali, khususnya di zona subduksi. Kami akan terus memantau dan memberikan informasi terbaru jika terjadi perkembangan lebih lanjut," jelasnya.
Sampai saat ini, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan masih bersiaga di lokasi terdampak untuk memastikan keselamatan warga serta melakukan pemulihan pasca-gempa.